MAKALAH SENI MUSIK REGGAE
Oleh:
Andrianus F.
Sadi Sale
20121120016
Teknik
Informatika
Politeknik
Telkom Bali Widya Dharma
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “SENI MUSIK REGGAE”
Makalah ini berisikan tentang informasi SENI MUSIK REGGAE. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Seni Musik Reggae.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati segala usaha kita, Amin.
Penyusun,
Andrianus F. Sadi Sale
(i)
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................
1
1.2 Tujuan................................................................................................................
1
1.3 Manfaat..............................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Singkat Musik
Reggae.......................................................................... 2
2.2 Asal Musik Reggae............................................................................................. 2
2.3 Tokoh dan Fungsi Musik
Reggae...................................................................... 3
2.4 Kondisi Masyarakat........................................................................................... 3
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 4
3.2 Saran................................................................................................................. 4
DAFTAR PUSTAKA
(ii)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa
manusia dilahirkan tidak terlepas dari kodrat yang sudah ditentukan oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Mulai lahir, mereka sudah diberikan pengetahuan, bakat, dan
kemampuan masing – masing dalam mengapresiasikan seni dalam kehidupannya.
Setiap manusia mempunyai cara yang berbeda – beda dalam mengapresiasikan seni.
ada yang dituangkan dalam suatu cat dan dilukiskan dalam sebuah kertas, tembok,
alat – alat transportasi, bahkan pada bagian tubuh manusia. Selain itu juga ada
yang diapresiasikan melalui buku – buku yang bias dalam bentuk novel,
kolakolaborasi antara gambar dan kata – kata (komik), ada juga
mengapresiasikannya melalui sebuah gambar yang bergerak, baik itu karton maupun
suatu film.
Selain itu juga banyak sekali orang mengapresiasikan kedalam bentuk syair
yang sangat indah, dengan diiringi musik. Krena setiap manusia tidak sama,dalam
pengapresiasikannya Sehingga seni, terutama seni musik berkembang dan
berevolusi tanpa ada batasnya. Didunia ini tidak terhitung jumlah musik yang
ada sekarang, karena perkembangannya tanpa mengenal waktu dan tempat. Disitu
ada manusia maka seni terutama seni musik akan berkembang tak terkendali.
Bahkan di Indonesia sendiri mempunyai berbagai macam seni musik, baik itu yang
tergolong dalam musik tradisional, campuran antara tradisional, dan modern.
Bertolak belakang dari uraian diatas, seni juga tidak terlepas dari
kebudayaan masing – masing daerah. Sehingga antara daerah yang satu dengan yang
lainnya akan memberikan nuansa seni musik yang berbeda pula. Selain itu juga
masih banyak yang belum mengerti tentang seni, terutama seni musik. Belum
mengerti disini maksudnya, masih belum mengenal apakah seni itu? Padahal apa
yang dilakukaanya terkadang dapat dikategorikan sebagi suatu seni, tanpa orang
tersebut menyadarinya.
Oleh karena itu disini saya akan berusaha membahas tentang seni musik yang
ada di Indonesia, untuk menambah wawasan kita tentang seni musik yang ada di
Indonesia ini.
1.2 Tujuan
Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka ada beberapa tujuan yang akan
diperoleh dari penyusunan makalah ini. Tujuan – tujuan tersebut antara lain :
1. Mengetahui pengertian seni musik
2. Mengetahui perkembangan seni musik yang ada di
Indonesia dari tahun ke tahun
3. Dapat membedakan, macam – macam seni musik yang
ada di Indonesia khususnya.
1.3 Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar –
besarnya, yaitu antara lain :
1. Bagi Pembaca
Sebelumnya para pembaca yang belum mengenal seni terutama seni musik akan
lebih mengenal dan diupayakan akan lebih mencintai apa yang dikatakan sebagai
seni. Sehingga diharapkan dengan mencintai seni maka dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara akan menjadi lebih harmonis, dan saling
menghargai perbedaan persepsi, bukan hanya diseni saja tapi dalam segi aspek
kehidupannya
-1-
2. Bagi Pencinta Seni
Bagi yang sudah mencintai seni, diharapkan akan menambah wawasan tentang
seni musik yang ada di Indonesia, sehingga dapat menambah pengetahuan, yang
nantinya dapat digunakan untuk bekal mengarungi dunia ini
3. Bagi Penulis
Diharapkan dengan adanya makalah ini bukan hanya makalah ini saja yang akan
disusun oleh penulis, tetapi diharapkan akan muncul makalah – makalah yang lain
yang lebih berguna lagi bagi semua pihak yang membacanya, terutama bagi para
pembaca ataupun pencinta seni terutama seni musik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
singkat Musik Reggae
Musik yang saya angkat disini adalah
musik Reggae. Kata “reggae” diduga berasal dari pengucapan dalam logat Afrika
dari kata “ragged” (gerak kagok–seperti hentak badan pada orang yang menari
dengan iringan musik ska atau reggae). Irama musik reggae sendiri dipengaruhi
elemen musik R&B yang lahir di New Orleans, Soul, Rock, ritmik
Afro-Caribean (Calypso, Merengue, Rhumba) dan musik rakyat Jamaika yang disebut
Mento, yang kaya dengan irama Afrika. Irama musik yang banyak dianggap menjadi
pendahulu reggae adalah Ska dan Rocksteady, bentuk interpretasi musikal R&B
yang berkembang di Jamaika yang sarat dengan pengaruh musik Afro-Amerika.
Secara teknis dan musikal banyak eksplorasi yang dilakukan musisi Ska,
diantaranya cara mengocok gitar secara terbalik (up-strokes), memberi tekanan
nada pada nada lemah (syncopated) dan ketukan drum multi-ritmik yang kompleks.
Teknik para musisi Ska dan Rocsteady dalam memainkan
alat musik, banyak ditirukan oleh musisi reggae. Namun tempo musiknya jauh
lebih lambat dengan dentum bas dan rhythm guitar lebih menonjol. Karakter vokal
biasanya berat dengan pola lagu seperti pepujian (chant), yang dipengaruhi pula
irama tetabuhan, cara menyanyi dan mistik dari Rastafari. Tempo musik yang
lebih lambat, pada saatnya mendukung penyampaian pesan melalui lirik lagu yang
terkait dengan tradisi religi Rastafari dan permasalahan sosial politik
humanistik dan universal.
Album “Catch A Fire” (1972) yang diluncurkan Bob
Marley and The Wailers dengan cepat melambungkan reggae hingga ke luar Jamaika.
Kepopuleran reggae di Amerika Serikat ditunjang pula oleh film The Harder They
Come (1973) dan dimainkannya irama reggae oleh para pemusik kulit putih seperti
Eric Clapton, Paul Simon, Lee ‘Scratch’ Perry dan UB40. Irama reggae pun
kemudian mempengaruhi aliran-aliran musik pada dekade setelahnya, sebut saja
varian reggae hip hop, reggae rock, blues, dan sebagainya.
2.2
Asal Musik Reggae
Tahun 1968 banyak disebut sebagai tahun kelahiran
musik reggae. Sebenarnya tidak ada kejadian khusus yang menjadi penanda awal
muasalnya, kecuali peralihan selera musik masyarakat Jamaika dari Ska dan
Rocsteady, yang sempat populer di kalangan muda pada paruh awal hingga akhir
tahun 1960-an, pada irama musik baru yang bertempo lebih lambat : reggae. Boleh
jadi hingar bingar dan tempo cepat Ska dan Rocksteady kurang mengena dengan
kondisi sosial dan ekonomi di Jamaika yang sedang penuh tekanan.
-2-
Akar musikal reggae terkait erat dengan tanah yang
melahirkannya: Jamaika. Saat ditemukan oleh Columbus pada abad ke-15, Jamaika
adalah sebuah pulau yang dihuni oleh suku Indian Arawak. Nama Jamaika sendiri
berasal dari kosa kata Arawak “xaymaca” yang berarti “pulau hutan dan air”.
Kolonialisme Spanyol dan Inggris pada abad ke-16 memunahkan suku Arawak, yang
kemudian digantikan oleh ribuan budak belian berkulit hitam dari daratan
Afrika. Budak-budak tersebut dipekerjakan pada industri gula dan perkebunan
yang bertebaran di sana. Sejarah kelam penindasan antar manusia pun dimulai dan
berlangsung hingga lebih dari dua abad.Di tengah kerja berat dan ancaman
penindasan, kaum budak Afrika memelihara keterikatan pada tanah kelahiran
mereka dengan mempertahankan tradisi. Mereka mengisahkan kehidupan di Afrika
dengan nyanyian (chant) dan bebunyian (drumming) sederhana.
2.3
Tokoh dan Fungsi Musik Reggae
Bob Marley, Nabi Para Rasta
Terlahir dengan nama Robert Nesta Marley pada Februari
1945 di St. Ann, Jamaika, Bob Marley berayahkan seorang kulit putih dan ibu
kulit hitam. Pada tahun 1950-an Bob beserta keluarganya pindah ke ibu kota
Jamaika, Kingston. Di kota inilah obsesinya terhadap musik sebagai profesi
menemukan pelampiasan. Waktu itu Bob Marley banyak mendengarkan musik R&B
dan soul, yang kemudian hari menjadi inspirasi irama reggae, melalui siaran
radio Amerika. Selain itu di jalanan Kingston dia menikmati hentakan irama Ska
dan Steadybeat dan kemudian mencoba memainkannya sendiri di studio-studio musik
kecil di Kingston.
Bersama Peter Mc.Intosh dan Bunny Livingston, Bob
membentuk The Wailing Wailers yang mengeluarkan album perdana di tahun 1963
dengan hit “Simmer Down”. Lirik lagu mereka banyak berkisah tentang “rude bwai”
(rude boy), anak-anak muda yang mencari identitas diri dengan menjadi berandalan
di jalanan Kingston.Pada bulan April 1966 Bob bertepatan dengan kunjungan HIM Haile Selassie I —raja
Ethiopia– ke Jamaika untuk bertemu penganut Rastafari. Kharisma sang raja
membawa Bob menjadi penghayat ajaran Rastafari pada tahun 1967, dan bersama The
Wailer, band barunya yang dibentuk setahun kemudian bersama dua personil lawas
Mc Intosh dan Livingston, dia menyuarakan nilai-nilai ajaran Rasta melalui
reggae. Penganut Rastafari lantas menganggap Bob menjalankan peran profetik
sebagaimana para nabi, menyebarkan inspirasi dan nilai Rasta melalui
lagu-lagunya.
The Wailers bubar di tahun 1971, namun Bob segera
membentuk band baru bernama Bob Marley and The Wailers. Tahun 1972 album Catch
A Fire diluncurkan. Menyusul kemudian Burning (1973–berisi hits “Get Up, Stand
Up” dan “ I Shot the Sheriff” yang dipopulerkan Eric Clapton), Natty Dread
(1975), Rastaman Vibration (1976) dan Uprising (1981) yang makin memantapkan
reggae sebagai musik mainstream dengan Bob Marley sebagai ikonnya.
Pada tahun 1978, Bob Marley menerima Medali Perdamaian
dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya mempromosikan perdamaian melalui
lagu-lagunya. Sayang, kanker mengakhiri hidupnya pada 11 Mei 1981 saat usia 36
tahun di ranjang rumah sakit Miami, AS, seusai menggelar konser internasional
di Jerman. Sang Nabi kaum Rasta telah berpulang, namun inspirasi humanistiknya
tetap mengalun sepanjang zaman.
2.4
Kondisi
Mayarakat
Selain Bob Marley dan Jamaika, rambut gimbal atau
lazim disebut “dreadlocks” menjadi titik perhatian dalam fenomena reggae.
-3-
Saat ini dreadlock selalu diidentikkan dengan musik
reggae, sehingga secara kaprah orang menganggap bahwa para pemusik reggae yang
melahirkan gaya rambut bersilang-belit (locks) itu.Padahal jauh sebelum menjadi
gaya, rambut gimbal telah menyusuri sejarah panjang.Konon, rambut gimbal sudah
dikenal sejak tahun 2500 SM. Sosok Tutankhamen, seorang fir’aun dari masa Mesir
Kuno, digambarkan memelihara rambut gimbal. Demikian juga Dewa Shiwa dalam
agama Hindu. Secara kultural, sejak beratus tahun yang lalu banyak suku asli di
Afrika, Australia dan New Guinea yang dikenal dengan rambut gimbalnya. Di
daerah Dieng, Wonosobo hingga kini masih tersisa adat memelihara rambut gimbal
para balita sebagai ungkapan spiritualitas tradisional.
Ketika musik reggae memasuki arus besar musik dunia
pada akhir tahun 1970-an, tak pelak lagi sosok Bob Marley dan rambut gimbalnya
menjadi ikon baru yang dipuja-puja. Dreadlock dengan segera menjadi sebuah
trend baru dalam tata rambut dan cenderung lepas dari nilai spiritualitasnya.
Apalagi ketika pada tahun 1990-an, dreadlocks mewarnai penampilan para musisi
rock dan menjadi bagian dari fashion dunia. Dreadlock yang biasanya membutuhkan
waktu sekitar lima tahun untuk terbentuk, sejak saat itu bisa dibuat oleh
salon-salon rambut hanya dalam lima jam! Aneka gaya dreadlock pun ditawarkan,
termasuk rambut aneka warna dan “dread perms” alias gaya dreadlock yang permanen.
Meski cenderung lebih identik dengan fashion, secara
mendasar dreadlock tetap menjadi bentuk ungkap semangat anti kekerasan, anti
kemapanan dan solidaritas untuk kalangan minoritas tertindas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan beberapa uraian di atas maka menurut saya
pada awalnya Musik Reggae merupakan jenis musik dalam fungsi dakwah. Karena
pada jaman dahulu reggae ini digunakan untuk penyebaran agama Rastafari.
Rastafari merupakan sebuah gerakan agama baru yang mengakui Haile Selassie I,
bekas kaisar Ethiopia sebagai Raja diraja, Tuan dari segala Tuan dan Singa
Yehuda sebagai Yah (nama Rastafari untuk Allah). Setelah Bob menjadi penghayat
ajaran Rastafari pada tahun 1967, Ia bersama The Wailer, band barunya yang
dibentuk setahun kemudian bersama dua personil lawas Mc Intosh dan Livingston
menyuarakan nilai-nilai ajaran Rasta melalui reggae. Ternyata musik tersebut
sukses mempengaruhi masyarakat dan penganut Rastafaripun lantas menganggap Bob
menjalankan peran profetik sebagaimana para nabi, menyebarkan inspirasi dan
nilai Rasta melalui lagu-lagunya.
Pesatnya arus globalisasi sekarang ini membuat musik
reggae kini cenderung lepas dari nilai spiritualitasnya. Kini musik reggae
telah banyak terdengar di seluruh penjuru dunia. Di Indonesia misalnya juga
telah banyak bermunculan musisi-musisi Reggae misalnya: Mas Tony Q Rastafara,
Steven and Coconut Trees, Souljah, Ras Muhammad, Pasukan Lima Jari, Up Rising, Gangstarasta, Joni Agung, Double T, Freddy Marley, Imanez, dan yang paling fenomenal belum lama ini adalah Mbah Surip. I Love U Full…,
hahahaha….
3.2 Saran
Dalam penulisan atau pembuatan makalah ini
ada beberapa saran yang dapat dicantumkan disini. Dalam penciptaan seni musik
hendaknya disisipkan nilai – nilai moral, sehingga secara otomatis terdapat
pembelajaran yang bernilai positif bagi perkembangan tiap orang yang
mendengarkannya,
PEACE and LOVE.
-4-
Dafatr Pustaka
https://www.google.com.
https://www.docstoc .com.
https://www.google translate.co.id
Prima Pena,
Tim. Kamus Bahasa Jamaika Edisi
Terbaru. Gita Media Press.